Setelah saya membahas bagaimana menyiapkan bibit tomat, selanjutnya adalah menanam bibit individual ke bag yang lebih besar dan memeliharanya. Bisa saja ditanam di tanah langsung, namun saya belum mencobanya, semoga ada kesempatan untuk menanam tomat di tanah langsung.
|
Bibit tomat siap dipindah ke bag yang lebih besar atau tanah langsung. |
Pemindahan Bibit.
Inilah bibit individual yang akan saya pindahkan ke bag yang lebih besar. Saya menggunakan polybag ukuran 30 x 30. Pada dasarnya, semakin besar adalah semakin baik. Media yang saya gunakan tidaklah jauh berbeda dengan media yang saya gunakan untuk menyiapkan bibit. Soal media tanam, perlu saya sampaikan bahwa pencampuran antara pupuk kandang dan tanah atau bahan organik lain (misal sekam, kompos atau serbuk gergaji, kadang saya tambahkan sampah dapur) akan lebih baik apabila dilakukan di tanah terbuka. Setelah dicampur (saya gunakan perbandingan 1 bagian tanah dan 2 bagian pupuk kandang yang sudah difermentasi), siram dengan air dan diamkan di atas tanah selama satu minggu, boleh disiram ulang apabila kering. Campuran media akan terdekomposisi oleh mikroba pengurai dari tanah maupun yang berassal dari starter yang ditambahkan pada proses fermentasi pupuk kandang. Ciri media yang telah terdekomposisi dengan baik adalah teksturnya menjadi gembur dan lembut, kadang terlihat butir-butir kecil. Selanjutnya wadah (polibag atau pot) diisi menggunakan media yang telah siap. Bibit individual yang sudah siap dipindahkan tinggal disobek plastiknya dan tanam ke polibag yang sudah berisi media. Anda juga perlu memberi bambu atau tongkat penyangga agar bila tomat berbuah lebat pohonnya tak akan patah karena menahan berat buah.
Pemeliharaan
Pada dasarnya tomat tidaklah memerlukan perwatan yang rumit. Kalau Anda beruntung, biji tomat yang tanpa sengaja tumbuh dari sisa dapur pun bisa tumbuh baik dan berbuah. Nah, yang akan saya bahas tentu bukan tomat yang dilempar saja terus berbuah ya, he he... :). Bibit tomat yang sudah dipindah ke bag besar perlu pemeliharaan. Saya menyiram tanaman tomat saya sehari dua kali, pagi dan sore. Sebenarnya ini hal yang paling merepotkan, xi xi, tapi karena saya yang maksa menanam tomat di usim kering yang sangat kering di sini begini jadi ya musti rajin menyiram. Tapi dari menyiram kebun bisa menerbitkan kesenangan tersendiri lho, saya bisa betah ngelihatin tanaman saya, dan sebenarnya tanaman juga mengerti lho kalau mereka disayangi. Tanaman tomat saya tumbuh relatif cepat dan gemuk. Senang!
Nah perlu diperhatikan juga untuk mengikat batang tanaman pada tongkat penyangganya, sewaktu menanamnya kan si batang belum tinggi, seiring bertambah tingginya batang, jangan lupa untuk mengikatnya ke penyangga. Jangan sampai penyangga tertancap di sebelah pohon tanpa diikatkan dan akhirnya pohon terkulai begitu saja. Xi xi...
|
Daun tomat yang tumbuh subur dan lebar-lebar. |
Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan. Pemberian makanan tambahan pada tanaman supaya tidak menjadi tanaman gizi buruk (tidak cuma bayi saja yang mengalami gizi buruk).
Saya tidak menggunakan bahan-bahan kimia alias bertanam organik. Pupuk yang saya gunakan juga organik dan racikan sendiri. Resep dari sahabat berkebun yang juga menyediakan benih tanaman yang cukup sederhana, yaitu mol tape. Pemupukan dilakukan 3 hari sekali. Tanaman jadi tumbuh subur dengan daun yang lebar. Belum berbuah saja saya sudah senang :).
|
Pemangkasan tunas di ketiak daun. |
Ketika tanaman sudah dewasa, akan tumbuh tunas pada ketiak daun. Tunas ini sebaiknya diprunning. Karena ia akan mengambil makanan yang sedianya akan digunakan untuk berbuah.
|
Tomat mulai berbunga. |
Setelah tanaman berbunga, bila Anda menanam beberapa varietas tomat dalam waktu yang sama dan menghendaki menyimpan biji tomat untuk ditanam lagi, sebaiknya Anda melindungi bunga tomat Anda dari terjadinya cross pollination atau penyerbukan silang. Anda bisa membungkus bunga tomat dengan plastik.
To Be Continued...
Tunggu kelanjutannya ya....