Beberapa waktu beristirahat dari terlalu banyak berada di depan komputer karena sedang mengalami kelelahan mata. Jadi rindu, tapi tetap perlu membatasi diri dari terlalu banyak berada di depan komputer. :). Apa kabar Pemirsa? Bagaimana pula kabar kebun kalian?
Posting saya kali ini saya dedikasikan untuk yang sudah menyediakan benih tomat, terima kasih untuk bibit tomatnya... :) dan memang sengaja terbit dalam bahasa Indonesia saja. He.. Biar tidak terlalu lama menatap layar, kan tidak perlu terlalu lama mikir buat nulis dalam bahasa Inggrisnya. Saya masih belajar nulis Inggris. Ha ha... Jadi harap maklum ya kalau ada salah-salah kata.
Saat itu saya memang sedang
mencari benih tomat Black Krim. Beberapa kali melihat tayangan tomat Black Krim
yang ditanam Ruth, saya kepengin. Ruth menyebutkan bahwa Black
Krim ini juicy dan dagingnya tebal. Gardener lain yang pernah menanam Black
Krim pun menyebutkan bahwa Black Krim adalah tomat terlezat yang pernah ia
tanam. Makanya, saya jadi penasaran tingkat universitas (ha ha...), seperti apa
itu tomat Black Krim. Beruntung, ada yang menyediakan benih tomat incaran
saya itu, waaah... Terlebih lagi, juga tersedia koleksi benih
tomat beberapa macam dan saya tertarik untuk mencoba menanam tomat yang lain,
yaitu Red Pear dan Reise Tomato.
Benih yang saya dapatkan |
Saya bukanlah gardener yang sudah
mahir, yang akan saya sampaikan nanti adalah sekedar berbagi pengalaman saja,
barangkali bermanfaat, alhamdulillah..
Dan perlu saya sampaikan, keadaan di tempat saya berkebun cukup kering. Di awal saya menanam tomat-tomat ini musim kering
baru saja dimulai, yaitu pada bulan Juni sehingga di awal-awal pertumbuhannya
kelembaban masih cukup baik. Lama-lama semakin kering. Dearah saya tinggal
adalah daerah pegunungan kapur yang sulit air, jadi apabila Pemirsa
semua tidak tinggal di daerah yang sama dengan yang saya tinggal, perlakuannya bisa saja berbeda.
Pertama, tanah yang saya gunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang 1:2 (tanah punya saya keras dan relatif kurang subur). Saat itu, saya menggunakan pupuk kandang yang terlebih dahulu saya rendam dengan larutan starter mikroorganisme pengurai selama satu minggu. Boleh juga ditambahkan satu bagian serbuk gergaji atau sekam. Saya tidak menggunakan sekam karena ternyata di tempat saya campuran sekam justru kurang baik.
Selanjutnya adalah penyemaian. Sebelum disemai, benih berupa biji saat itu saya rendam air hangat kurang lebih dua jam. Untuk tomat sebenarnya langkah ini bisa saja dilewati. Kemudian saya tanam di kotak berisi media. Penyemaian ini bisa juga dilakukan dengan menaruh biji satu persatu pada poli bag kecil atau plastik tempat air mineral atau apa saja yang Anda sukai. Yang saya lakukan adalah dengan menanam benih berderet.
Tanah yang siap untuk ditanami biji tomat untuk semaian |
Setelah biji tomat disemai. |
Biji tomat mulai berkecambah. |
Daun sejati akan muncul setelah daun lembaga. |
Daun sejati sudah tumbuh. |
Setelah daun sejati
mulai tumbuh, saya memindahkan pohon tomat ke single bag. Saat itu saya hanya
menggunakan plastik ¼ an kg yang diisi media. Sebenarnya boleh saja langsung
dipindah ke bag yang besar tapi saat itu
saya belum menyiapkan media dalam bag besar dan segera khawatir akar akan
tumbuh terlalu lebat kalau saya tidak segera dipindahkan ke single bag.
To Be Continued.. Tunggu kelanjutannya ya...
Assalamualaikum Hari.. KMar belum berjaya sepenuhnya menanam tomat..
BalasHapusWa'alaykumussalaam Kak Mar...
HapusCuba lagi Kak Mar... insyaAllah nanti berjaya, cukup mudah menanam tomat, setelah berjaya Akak pasti nak tanam lagi, :)
Kalo aku nanam dan semainya ngoboi, gak pakai aturan, hihi... jadi malu... :)
BalasHapusPada aplikasinya, ngoboi dan beraturan tak jadi masalah bila hasilnya baik. Dan artinya Bu Endah memang punya nature bagus terhadap tanaman. :)
Hapusmakasih mas
BalasHapus